Naskah drama komedi
atau naskah drama lucu merupakan salah satu kriteria atau tema dialog
drama yang mungkin banyak dibutuhkan, dan dalam hal ini mungkin termasuk
Anda. Nah, pada kesempatan posting artikel contoh naskah skenario drama
kal ini Admin ingin berbagi sebuah naskah drama komedi yang dapat Anda
jadikan sebagai bahan inspirasi.
Dibawah ini merupakan contoh naskah drama lucu pendek untuk dimainkan
oleh 5 orang pemain. Jika Anda membutuhkan contoh naskah drama untuk 5
orang, contoh dibawah ini mungkin berguna bagi Anda. Langsung saja
sahabat drama lovers, berikut ini contoh teks drama komedi untuk 5
orang.
Judul
“Reuni Sekolah”
Tokoh / karakter:
• Ninda : Pintar
• Tara : Supel
• Sussana : Pelupa
• Robhi : Cerdas
• Staff resto: Tampan
Latar utama
• Tempat : Restoran
• Suasana : Seru
• Waktu : Malam Sabtu, acara reuni SMP
Naskah drama
“Reuni SMP”
Pada akhir pekan ini, kesemua alumni kelas 12 A angkatan 2011 dari SMP
Negeri 01 mengadakan acara reuni yang rencananya berlangsung di sebuah
restoran tempat muda-mudi yang tersohor seantero jagad raya. Acara reuni
dipelopori oleh Ninda, murid tercerdas di kelas. Namun ternyata banyak
kendala yang terjadi sebelum reuni dilaksanakan dan berpengaruh pada
pelaksanaan hari H…
Tara : Nin, kamu gimana sih katanya anak-anak bisa datang, namun kenapa cuma aku, kamu, Sussana sama Robhi yang ada di sini?
Sebelum Ninda menjawab, Sussana bertanya terlebih dahulu.
Sussana : Anak-anak siapa? Siapa yang udah nikah? Kok aku gak diundang? Ih kalian jahat banget sama aku! Jahat jahat jahat!
Robhi : Aduh Sus, maksud Tara itu, teman-teman kita semua waktu SMP dulu, bukan anak-anak dalam artian sebenarnya.
Sussana : Oh begitu, memangnya ada apa kamu menanyakan teman-teman SMP kita, Ra? (masih kebingungan)
Tara : Sussana similikiti cimit-cimit sayangku, aku menanyakan mereka karena hari ini acara reuni, masa kamu lupa sih? Ampuuun…
Sussana masih berpikir dan baru ingat tentang acara reuni yang dimaksud.
Ninda : Oh iya maaf, Ra. Ternyata banyak yang batal datang. Jadi yang bisa hadir sekarang ya cuma Aku, kamu, Sussana dan Robhi.
Tara : Yaudah deh mau gimana lagi, langsung pesan makanan aja yuk!
Tara melambaikan tangan kepada Staff resto. Tak lama kemudian, pelayan
tampanpun datang menghampiri meja dan menawarkan berbagai menu andalan.
Pelayan : Ada yang bisa saya bantu, mba, mas? (menebarkan senyuman)
Sussana : Wah ganteng banget masnya, namanya siapa? Ciko ya? Atau Bimo? Boleh kenalan gak?
Robhi : Ih kamu centil Sus, masih sama kayak dulu!
Ninda : Ciye Robhi ternyata perhatian ya sama Sussana? Switswiw.
Tara : Iya Nin, gak nyangka nih jangan-jangan Robhi secret admirernya Sussana yaa? Hahaha ayo ngaku!
Robhi : Ah bukan ko, bukan. Masa laki-laki seperti saya naksir sama cewek pelupa kayak dia sih. (muka merah karena malu)
Sussana : Laki-laki? Kamu yakin Rob? Hehehe.
Ninda : Hush, udah ah sesama perempuan dan laki-laki setengah tulen
jangan saling mendahului. Ayo pesan makanannya, nanti mas gantengnya
kabur loh.
Pelayan tadi tersipu malu dan kembali bertanya.
Pelayan : Maaf jadi pesan apa mba, mas?
Tara : Pesan hati kamu aja deh mas. (mengikuti gaya bicara Sussana)
Sussana : Ih kamu jangan nyalip dong Ra, mas ini kan inceran aku.
Ninda : Balap motor kali, nyalip-nyalip segala. Hahaha.
Semua ikut tertawa sambil memesan berbagai macam menu makanan berikut
minumannya. Sambil menunggu pesanan datang, merekapun bernostalgia
tentang masa-masa lucu ketika SMP.
Tara : Nin, kamu inget gak waktu itu aku seriiiing banget nyontek ke kamu waktu ujian?
Ninda : Iyalah, aku gak mungkin lupa sama Ratu Rajin Sedunia kayak kamu, Ra.
Tara : Ah kamu bisa aja nyindirnya, Nin. Aku kan jadi malu. Eh namun aku
makasih banget loh sama kamu, soalnya kalo gak ada kamu, aku gak akan
pedekate sama Bobi. Kamu inget kan?
Ninda : Iya-iya inget, Bobi yang ganteng itu ya? Haha Apa kabar ya dia sekarang?
Tara : Gak tau nih mungkin dia udah ditelan bumi.
Sussana : Loh memangnya bumi bisa nelen orang ya? Ih aku jadi takut. (sambil menaikkan kaki ke atas kursi)
Robhi : Eh kamu ngapain Sus?
Sussana : Aku takut, aku gak mau ditelan bumi.
Tara : Hahaha Sussana, Kamu bener-bener gak berubah, tetep lola!
Sussana : Lola? Lola itu bukannya yang dipake buat nendang-nendang ya?
Ninda : Itu bola, Sus.
Robhi : Bola itu bukannya nama penyanyi ya?
Tara : Itu Nola, Rob.
Sussana : Nola itu kalo gak nerima pemberian orang ya?
Ninda : Kalo itu, nolak, Sus. Bukan Nola. Ih apa sih kalian masih aja becanda kayak gini. Inget umur hey ingeeet!
Robhi : Iya iya, Nin. Oh iya by the way untung kamu pilih kumpul di restoran ini, soalnya rumah aku deket dari sini.
Ninda : Iya sama-sama. Eh di sebelah resto ini juga bekas SD kamu kan Rob?
Robhi : Iya Nin, aku SD di sini, terus SMP sempat di Bengkulu.
Sussana : Terus SMP nya di mana?
Semua : …. (padahal mereka sekolah di SMP yang sama)
Pelayan tampan datang membawa pesanan yang siap disantap.
Sussana : Eh masnya datang lagi. Kangen sama aku ya?
Tara : Sus, udah dong. Untung mas ini gak mual digodain sama kamu, kalo dia gak kuat, pasti langsung muntah deh.
Sussana : Hehe iya saya cuma becanda kok.
Pelayan : Iya, silahkan dinikmati.
Pelayan tadi pergi dan sigap melayani pelanggan lain.
Tara : Haha aku gak nyangka reuninya bakal seseru ini. Thanks ya Nin, walaupun cuma berempat, rasanya kayak se RT! Hahaha.
Ninda : Iya sama-sama. Semoga lain kali lebih seru dan rame, ya.
Sussana : Iya, kalo kumpul lagi aku mau ngundang ah.
Robhi : Oke, nanti aku dan Sussana undang kalian kok. Ups keceplosan.
Semua ketawa dengan keseruan terus berlanjut sampai reuni itu pun selesai.
Naskah Drama anak sekolah (Anak kuper , tidak selalu buruk)
Terdapat sebuah genk disalah satu sekolah swasta yang terletak tidak
jauh dari areal persawahan. Mereka tergolong cukup familiar
disekolahnya. Anggota genk tersebut selalu mementingkan gaya daripada
pendidikannya. Ketika sudah terlanjur menjadi anggota genk ini, yang
bersangkutan dilarang untuk bermain dengan teman lain yang bukan bagian
dari mereka. Kala itu hari masih pagi, Grenny merupakan salah seorang
dari anggota mereka tiba-tiba datang dengan raut wajah yang penuh
kekesalan.
Dialog Drama
Grenny : “Fuhhh. . . !! Tugas apa’an sih ini?
gila! Banyak benget! Mana susah lagi!
Eh Ardita, lu udah belom tugas bahasa nya?”
(sambil menjatuhkan buku yang dibawanya)
Ardita : “Ha? Tugas apa ren?
(Bingung)
Grenny : “Aduh Ardita...! Lola banget sih!
Ini nih, tugas bahasa yang kemarin! Emang lu nggak tau?”
Lalu Dian dan Casandra menghampiri Grenny yang sedang marah-marah.
Dian : “Hey..hey..hey..
Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..
Casandra : “Nggak taut tuh...
Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?
Grenny : “Ini nih, ada tugas bahasa. Masalahnya gue nggak ngerti.
Apalagi harus dikumpulin sekarang. Ah..pusing!”.
Casandra : “Halah..nyante aja kali.
Tugas begini masa lu nggak bisa?”
Dian : “Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas.
Mending kita ke kantin deh, Yuk...!”
(Mengajak Grenny dan Casandra ke kantin)
Ketika sedang berjalan menuju kantin sekolah, Casandra, Grenny dan Dian
bertemu dengan Nencia yang nampaknya baru datang. Nencia adalah anak
yang selalu menjadi ejekan karena dianggap berpenampilan payah dan tidak
punya fashion. Padahal, Nencia adalah anak yang lebih mementingkan
pendidikan daripada penampilan atau fashion.
Grenny : “Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha”.
Dian dan Casandra : “Hahahaha...”(Ikut menertawakan Nencia)
Casandra : “Ah udah yuk ke kantin.!”
Sementara mereka ke kantin, Ardita yang nampaknya masih bingung dengan
tugas tersebut, menyempatkan diri untuk bertanya kepada Nencia.
Ardita : “Pagi Nenci..! kamu tugas bahasanya sudah belum?”.
Nencia : “Sudah kok, Ardita.”
Ardita : “Ehm...boleh nanya nggak?”
Nencia : “Boleh kok..”
(sambil tersenyum)
Tidak sempat bertanya, Grenny, Dian serta Casandra datang. Mereka tidak suka Ardita mendekati anak nggak punya fashion itu.
Dian : “Ohh.. Ardita!
Casandra : “Berani ya kamu deket-deket sama anak ini?”.
Grenny : “Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?”
Ardita : “Yah, kan aku cuman mau tanya tugas ke Nenci.
Kok kalian jadi marah-marah sih?”
Casandra : “Tugas yang mana sih say? Yang ini?
(sambil membaca buku yang di meja)
Ardita : “Iya. Memang kamu bisa san?”
Casandra : “Ehmm..., kalau cuman begini ya gampang lah dit!”
Ardita : “Kamu bisa?? Coba kamu baca halaman 5.”
Casandra : “Ehm..., ya gitu deh...
Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe”.
(Bingung dan ragu-ragu)
Grenny : “Yah, kirain lu bisa san!”
Dian : Bodoh amat lah!
Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama penghianat!”
(Menyindir Ardita)
Waktu pelajaran sudah berlalu. Hingga tiba jam istirahat.
Dian : “San, ngga ada salahnya ya kalau kita temenan sama Nenci.
Biarpun kuper, Nenci itu pinter lho san!
Casandra : “Ih..., ogah ah gue temenan sama anak kuper.
Pinter mana sama gue?”
Grenny : “Ih gila. Lu ngremehin banget.
Gak tau ah. Lama-lama lu nyebelin.
Mending gue temenan sama Nenci ketimbang sama loe.”
(Berjalan mendekati Ardita dan Nenci yang sedang ngobrol)
Casandra : “Yaudah sana! Gue gak butuh temen kaya lo! Gak penting.”
Dian : “San, kayaknya bener apa kata Grenny.
Ya, kalau lu tetep kaya gini mending gue gabung sama mereka. Maaf , San.”
(Berjalan menyusul Grenny)
Casandra : “Oke! Minggir sana Lo! Gue gak butuh kalian!”
Tiba saatnya hasil UAS dibagikan. Teman-teman Casandra nampak
senang dengan nilai tugas mereka yang memuaskan. Sementara Casandra,
terlihat murung karena nilainya pas-pasan.
Grenny : “Yey...nilai gue 9!”
Dian : “Haha iya sama nilai gue juga sembilan!
Makasih Nenci, berkat kamu ini Len!”
Ardita : “Wah, iya Nenci hebat. Lihat nih len, nilaimu paling tinggi!”
Nencia : “Aku ikut seneng deh kalau nilai kalian bagus.
Oya, kira-kira nilai Casandra berapa ya?”
Ardita : “Iya ya.. Coba kita samperin yuk!”
(Berdiri sambil menengok kea rah Casandra)
Grenny dann Dian : “Iya yuk..”
Mereka datang menghampiri Casandra yang nampaknya sedang murung.
Ardita : “Hey Casandra, pasti nilai kamu bagus deh.”
(tersenyum ramah)
Casandra : “Apa? Ngapain kalian kesini? Penting nggak sih?”
Nenci : “Yah., kan kita cuman pengen tau nilaimu San.”
Dian : “Iya Casandra, maksud kita kesini itu baik.
Kok kamu ngomongnya gitu sih?”
(kecewa)
Grenny : “Sudahlah, percuma juga kita kesini.
Casandra sudah nggak butuh siapa-siapa disini.”
Yaudah yuk, kita ke kantin aja.
(kecewa)
Dian : “Iya yuk.. Sudah laper nih!”
(melirik ke arah Casandra yang masih terlihat acuh)
Ardita dan Nenci : “Okelah..”
Kemudian mereka ke kantin, karena kecewa dengan perkataan Casandra yang
angkuh. Tapi baru berjalan dua langkah, Casandra memanggil mereka.
Casandra : “Tunggu..!!”
(menyesal)
Nenci,Dian,Ardita,Grenny : “Iya ada apa san?”
(menengok sambil menjawab bersahut-sahutan)
Casandra : “Ehm.. maaf ya?”
Ardita : “Maaf kenapa Casandra?”
Casandra : “Ya,, pokonya maaf.”
(Menyesal)
Dian : “Iya Casandra. Kita maafin kok kalau kamu sudah minta maaf.”
Grenny : “Nggak papa kali San. tapi asal kamu tau, Nenci
nggak seburuk yang kita kira. B uktinya dia mau bantu kita belajar.”
Casandra : “Iya aku tau. Mungkin aku cuman sirik sama Nenci.
Yah, aku sadar deh, tanpa kalian aku bukan apa-apa.
Maafin aku ya sahabat-sahabat ku. Kita masih sahabat kan
Nenci, maafin aku ya?”
Nenci : “Nggak papa kok Casandra. Lagipula aku juga nggak mau musuhin kamu”.
Dian : “Iya Casandra, kita masih sahabat kok. Senyum dong?”
Casandra : “Wah, ternyata kalian masih mau temenan sama aku. Padahal aku sudah egois.
Aku nyesel sudah musuhin Nenci.”
Grenny, Ardita : “Iya Casandra, kita juga minta maaf ya? Soalnya kita sudah diemin kamu,San”
(bersahut-sahutan)
Casandra : “Makasih..kalian memang sahabatku.”
Dian : “Iya Casandra, aku juga ya San.”
Nenci : “Akhirnya..kita jadi temenan deh. Hehe”
Grenny : “Sudah-sudah.. jadi ke kantin gak nih? Laper tau!”
(menggoda teman-temannya)
Dian,Ardita, Nenci, Casandra : ”Heeeeee..”
Lantas, mereka tidak lagi memusuhi Nenci.Mereka sadar bahwa pendidikan
itu jauh lebih penting katimbang terlalu banyak memikirakan soal gaya.
Dan yang lebih penting lagi, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain sebagai makhluk sosial. Kini mereka menjadi teman dan
melupakan kesalahan-kesalahan yang sudah usai.
Rabu, 01 April 2015
Naskah Drama
04.53
No comments
0 komentar:
Posting Komentar